Farah Farce, seorang remaja cerdik
saat ini berusia 18 tahun yang sudah pandai berbisnis. Remaja kelahiran 22
April 1995 bernama asli Farah Kemala Qurratu’aini ini telah memulai usaha
mengimpor produk-produk fesyen bermerek dari berbagai Negara di Asia sejak
duduk di bangku kelas 9 SMP. Hebatnya, bisnis tersebut ia lakukan tanpa modal.
Kisah ini berawal dari
kesukaan Farce akan produk branded sneakers. Ia rela berburu sneakers hingga
harus memesannya dari luar negeri melalui teman yang baru ia kenal saat
mengikuti bimbingan belajar. Karena menggunakan sistem pre order, Farce harus
menunggu pesanannya tersebut. Setelah menunggu cukup lama, pesanan sneakers
yang ia nanti-nantikan tersebut tak kunjung datang. Farce
akhirnya geram dan menanyakan kembali pesanannya ke sang penjual. Bukannya
memberikan solusi, si penjual yang kala itu juga masih duduk di kelas 9 SMP
malah meminta Farce untuk menghubungi langsung ke importir aslinya yang
ternyata juga berdomisili di Indonesia. “Aku kaget, Aku pikir orangnya (penjual
sneakers) perantara langsungnya dari sana. Tapi ternyata dia juga melalui
perantara disini.” Jelas Farce.
Farce
mengembang senyum setelah sneakers yang ia pesan dari temannya itu ia terima.
Ia juga merasa sneakers pertamanya tersebut sulit ditemui di pasaran Indonesia.
Dari situlah Farce melihat sebuah peluang bisnis. “Kenapa ngga Gue jualin juga
ini disini?” Pikirnya. Berbekal kepercayaan diri yang tinggi, Farce pun
akhirnya menawarkan diri kepada sang importir untuk mau bekerja sama dengannya.
Farce yang sejak SD sudah hobi berjualan, memulai
bisnis pertamanya dengan melalukan pemasaran melalui situs jejaring sosial,
Facebook. Ia memajang foto-foto produknya dengan teaser khas bahasa anak
sekolahan. Tak ayal, ‘masa percobaan’ yang diberikan sang importir dalam
sebulan berhasil dilewati Farce dengan menjual ± 15 pasang sepatu impor.
Dalam perjanjian bisnisnya, Farce menawarkan
sistem drop ship kepada sang importir. Drop ship merupakan sistem perdagangan
yang paling banyak digunakan oleh para pedagang online Indonesia. Sistem drop
ship memberikan kemudahan bagi para pedagang online yang tidak memiliki modal
yang besar atau bahkan tidak bermodal. Mereka hanya perlu melakukan pemasaran
seluas-luasnya. Saat pesanan datang, mereka dapat meminta para pembeli
melakukan pembayaran di muka. Jika pesanan dan pembayaran sudah diterima, para
pedagang online tersebut tinggal melakukan pesanan ke para supplier. Pengemasan
dan pengiriman ke para pembeli sepenuhnya dilakukan oleh supplier.
Berbeda dengan Farce, meski
dirinya juga
melakukan sistem drop ship dalam bisnisnya. Ia tetap melakukan quality control
sebelum produk-produk yang berhasil dijualnya dikirimkan ke alamat pembeli.
“Gimanapun semua barang harus transit ke rumah Aku dulu. Setelah Aku cek barang
ini bagus, baru Aku kirim ke alamat pembeli. Kalau barangnya jelek, Aku
kembalikan kesana. Jadi prosesnya dari supplier di luar negeri, ke rumah Aku,
baru ke alamat pembeli. Aku ngga mau jualan barang jelek sampe mengecewakan
pelanggan.” Tegasnya.
Kini Farce tak lagi mengandalkan importir yang
ia kenal pertama kali saat memulai bisnisnya. Ia telah berhasil melakukan
perdagangan langsung dengan beberapa pemasoknya di Cina, Inggris, Singapura,
Vietnam dan Thailand. Produk-produknya pun beragam, tak hanya sneakers, Farce
juga sudah mulai merambah beberapa merek produk-produk fesyen lainnya melalui http://farahfarce.blogspot.com/. Yang
ia nanti kini adalah kesuksesan..
Inilah
Farce, selain pandai berbisnis. Ia juga cerdik bergaul. Tak hanya di dunia
nyata, ia juga memanfaatkan Twitter sebagai alat untuk memperkenalkan dirinya
kepada para pengusaha dan motivator terkenal.
Ia ingin tahu caranya
orang hebat berusaha, Farce yang menggunakan username @farceee iseng-iseng
membaca timeline Twitter seorang milyuner inspiratif, Bong Chandra. “Waktu itu
gara-gara ada orang yang retweet tweet-nya Bong Chandra. Nah, Aku baca deh tuh
timeline-nya Bong Chandra.” Cerita Farce. Dari timeline Twitter Bong Chandra,
secara tak sengaja Farce akhirnya menemukan profil Putu Putrayasa, Nyoman
Sukadana, Joe Hartanto, dan Citra Hafiz lalu berkenalan via Twitter. Setelah
berkenalan dengan para pengusaha tersebut, tak lama kemudian Citra Hafiz yang
akhirnya mengenalkan Farce melalui Twitter kepada Director of Young
Entrepreneur Academy, Jaya
Setiabudi.
Perkenalan Farce dengan Jaya Setiabudi sangat
singkat dan hanya melalui media online. Namun Farce sepertinya berhasil membuat
Jaya Setiabudi terpukau karena usianya yang sangat belia namun sudah memiliki
jiwa entrepreneurship yang kuat. Pantas saja jika penulis buku ‘The Power of
Kepepet’ tersebut hingga mau memberikan mentoring langsung tentang dunia
pemasaran kepada Farce.
Farce kini semakin ‘pede’. Apalagi ia memiliki
cita-cita ingin berkuliah ke Eropa tanpa bantuan dari orang tuanya. Ia merasa
usahanya harus lebih giat lagi hingga dalam waktu dekat ini Farce akan segera merilis
sebuah merek sepatu yang diberi label “Farce” yang akan ia distribusikan ke
seluruh Indonesia.
Tak hanya itu, tahun ini juga telah dipercaya
seorang pengusaha untuk mengurusi sebuah Event Organizer yang khusus
menyelenggarakan pesta sweet seventeen.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar