Selasa, 02 April 2013

Farah Kemala Qurratu’aini


Farah Farce, seorang remaja cerdik saat ini berusia 18 tahun yang sudah pandai berbisnis. Remaja kelahiran 22 April 1995 bernama asli Farah Kemala Qurratu’aini ini telah memulai usaha mengimpor produk-produk fesyen bermerek dari berbagai Negara di Asia sejak duduk di bangku kelas 9 SMP. Hebatnya, bisnis tersebut ia lakukan tanpa modal.

Kisah ini berawal dari kesukaan Farce akan produk branded sneakers. Ia rela berburu sneakers hingga harus memesannya dari luar negeri melalui teman yang baru ia kenal saat mengikuti bimbingan belajar. Karena menggunakan sistem pre order, Farce harus menunggu pesanannya tersebut. Setelah menunggu cukup lama, pesanan sneakers yang ia nanti-nantikan tersebut tak kunjung datang. Farce akhirnya geram dan menanyakan kembali pesanannya ke sang penjual. Bukannya memberikan solusi, si penjual yang kala itu juga masih duduk di kelas 9 SMP malah meminta Farce untuk menghubungi langsung ke importir aslinya yang ternyata juga berdomisili di Indonesia. “Aku kaget, Aku pikir orangnya (penjual sneakers) perantara langsungnya dari sana. Tapi ternyata dia juga melalui perantara disini.” Jelas Farce.


Farce mengembang senyum setelah sneakers yang ia pesan dari temannya itu ia terima. Ia juga merasa sneakers pertamanya tersebut sulit ditemui di pasaran Indonesia. Dari situlah Farce melihat sebuah peluang bisnis. “Kenapa ngga Gue jualin juga ini disini?” Pikirnya. Berbekal kepercayaan diri yang tinggi, Farce pun akhirnya menawarkan diri kepada sang importir untuk mau bekerja sama dengannya.

Farce yang sejak SD sudah hobi berjualan, memulai bisnis pertamanya dengan melalukan pemasaran melalui situs jejaring sosial, Facebook. Ia memajang foto-foto produknya dengan teaser khas bahasa anak sekolahan. Tak ayal, ‘masa percobaan’ yang diberikan sang importir dalam sebulan berhasil dilewati Farce dengan menjual ± 15 pasang sepatu impor.


Drop Ship

Dalam perjanjian bisnisnya, Farce menawarkan sistem drop ship kepada sang importir. Drop ship merupakan sistem perdagangan yang paling banyak digunakan oleh para pedagang online Indonesia. Sistem drop ship memberikan kemudahan bagi para pedagang online yang tidak memiliki modal yang besar atau bahkan tidak bermodal. Mereka hanya perlu melakukan pemasaran seluas-luasnya. Saat pesanan datang, mereka dapat meminta para pembeli melakukan pembayaran di muka. Jika pesanan dan pembayaran sudah diterima, para pedagang online tersebut tinggal melakukan pesanan ke para supplier. Pengemasan dan pengiriman ke para pembeli sepenuhnya dilakukan oleh supplier.

Berbeda dengan Farce, meski dirinya juga melakukan sistem drop ship dalam bisnisnya. Ia tetap melakukan quality control sebelum produk-produk yang berhasil dijualnya dikirimkan ke alamat pembeli. “Gimanapun semua barang harus transit ke rumah Aku dulu. Setelah Aku cek barang ini bagus, baru Aku kirim ke alamat pembeli. Kalau barangnya jelek, Aku kembalikan kesana. Jadi prosesnya dari supplier di luar negeri, ke rumah Aku, baru ke alamat pembeli. Aku ngga mau jualan barang jelek sampe mengecewakan pelanggan.” Tegasnya.

Kini Farce tak lagi mengandalkan importir yang ia kenal pertama kali saat memulai bisnisnya. Ia telah berhasil melakukan perdagangan langsung dengan beberapa pemasoknya di Cina, Inggris, Singapura, Vietnam dan Thailand. Produk-produknya pun beragam, tak hanya sneakers, Farce juga sudah mulai merambah beberapa merek produk-produk fesyen lainnya melalui http://farahfarce.blogspot.com/. Yang ia nanti kini adalah kesuksesan..


Mentoring Pemasaran Oleh Jaya Setiabudi

Inilah Farce, selain pandai berbisnis. Ia juga cerdik bergaul. Tak hanya di dunia nyata, ia juga memanfaatkan Twitter sebagai alat untuk memperkenalkan dirinya kepada para pengusaha dan motivator terkenal.

Ia ingin tahu caranya orang hebat berusaha, Farce yang menggunakan username @farceee iseng-iseng membaca timeline Twitter seorang milyuner inspiratif, Bong Chandra. “Waktu itu gara-gara ada orang yang retweet tweet-nya Bong Chandra. Nah, Aku baca deh tuh timeline-nya Bong Chandra.” Cerita Farce. Dari timeline Twitter Bong Chandra, secara tak sengaja Farce akhirnya menemukan profil Putu Putrayasa, Nyoman Sukadana, Joe Hartanto, dan Citra Hafiz lalu berkenalan via Twitter. Setelah berkenalan dengan para pengusaha tersebut, tak lama kemudian Citra Hafiz yang akhirnya mengenalkan Farce melalui Twitter kepada Director of Young Entrepreneur Academy, Jaya Setiabudi.

Perkenalan Farce dengan Jaya Setiabudi sangat singkat dan hanya melalui media online. Namun Farce sepertinya berhasil membuat Jaya Setiabudi terpukau karena usianya yang sangat belia namun sudah memiliki jiwa entrepreneurship yang kuat. Pantas saja jika penulis buku ‘The Power of Kepepet’ tersebut hingga mau memberikan mentoring langsung tentang dunia pemasaran kepada Farce.

Farce kini semakin ‘pede’. Apalagi ia memiliki cita-cita ingin berkuliah ke Eropa tanpa bantuan dari orang tuanya. Ia merasa usahanya harus lebih giat lagi hingga dalam waktu dekat ini Farce akan segera merilis sebuah merek sepatu yang diberi label “Farce” yang akan ia distribusikan ke seluruh Indonesia.

Tak hanya itu, tahun ini juga telah dipercaya seorang pengusaha untuk mengurusi sebuah Event Organizer yang khusus menyelenggarakan pesta sweet seventeen.









Sumber  :

http://farahfarce.blogspot.com/


http://workshopitsc.blogspot.com/2012/01/kisah-pebisnis-berusia-15-tahun-  farah.html


http://www.subangonline.info/2012/12/5-pengusaha-muda-indonesia-di-bawah-20.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Statistik