"Peter Parker adalah
seorang siswa SMA yang lugu dan unyu. Saat menghadiri sebuah pameran ilmiah, ia
terkena gigitan laba-laba. Ia mengalami demam yang sangat tinggi hingga
akhirnya dia memiliki kekuatan baru dan dapat mengeluarkan jaring dari
tangannya untuk terbang. Itulah awal kisah spiderman, si manusia laba-laba.
Suatu hari di koran ada
pengumuman duel berhadiah melawan juara bertahan. Hadiahnya sangat menggiurkan.
Peter Parker yang kini telah menjadi Spiderman memutuskan untuk mengikutinya
karena dia sudah lama terobsesi memiliki sebuah mobil sporty yang paling trendy
saat itu.
“Wah, kalau aku menang
aku bisa beli mobil impianku nih.” Gumamnya.
Ia pun diam-diam mendaftarkan diri dengan langkah pasti.
Tiba di hari
pertandingan, setelah sang juara bertahan mengalahkan lawan-lawan barunya yang
lain kini giliran Spiderman berduel menghadapi sang juara. Akhirnya, Peter
Parker (Spiderman) berhasil merobohkan sang juara bertahan.
Betapa
gembiranya ia karena impian memiliki mobil sporty sebentar lagi terwujud. Ia
pun melangkah ke ruang promotor untuk menagih hadiah yang amat besar itu.
Sang promotor kaget,
karena yang mengalahkan juara bertahan ternyata seorang bocah remaja. Lalu
muncullah aksi curangnya… hadiah yang diberikan sang promotor amat kecil, tidak
sebesar yang dijanjikan dalam koran.
Sudah pasti, Peter Parker
protes dengan perlakuan promotor yang tidak sportif itu. Namun apa jawab sang
promotor?
“Uang segitu sudah sangat cukup untuk bocah seperti kamu!” Bentak promotor.
Peter Parker (Spiderman) amat kecewa karena merasa dicurangi. Dengan langkah
gontai dia meninggalkan sang promotor.
Beberapa langkah setelah
Spiderman meninggalkan promotor, tiba-tiba seorang perampok menodongkan pistol
ke promotor dan meminta gepokan uang milik sang promotor yang baru saja
diraupnya dari penjualan tiket pertandingan.
Peter Parker, sang
manusia laba-laba sempat melirik ke belakang melihat keadaan itu. Sempat beradu
pandang dengan sang promotor. Tatapan sang promotor sangat memelas, seolah
minta belas kasihan Spiderman agar menolongnya. Tapi Spiderman yang tengah
sakit hati karena dicuranginya, ia hanya tersenyum sinis. Mungkin dalam hati ia
berkata, “Rasain luh….”
Setelah sang perampok
berhasil menggasak seluruh uang sang promotor, ia pun bergegas lari. Sekali
lagi, Peter Parker menengok ke belakang dan melihat raut wajah sedih sang
promotor. Untuk kedua kali, sang promotor melalui tatapannya berisyarat meminta
agar Spiderman menolongnya. Tapi Spiderman tidak menghiraukannya.
Sang perampok ketika
sampai di sebuah lift, merasa aksinya berjalan lancar… ia pun memberi isyarat
terima kasih pada Peter Parker yang membiarkannya dia lari dengan aman. Peter
Parker masih dengan langkah gontai berjalan keluar gedung. Ada dua perasaan
yang menyelimutinya. Pertama, dia kecewa karena merasa dibohongi sang promotor.
Namun dia merasa puas karena sakit hatinya terbalaskan oleh perampok tadi.
Namun apa yang terjadi
ketika Peter Parker sampai di luar gedung? Ternyata di luar gedung ada
kerumunan. Ada orang yang terbunuh dan mobilnya dibawa kabur seseorang. Siapa
yang dibunuh, "siapa yang membunuh dan yang membawa kabur mobilnya?
OK, saya potong ceritanya
sampai di sini.
Sahabat pembaca, apa hikmah di balik kisah ini menurut anda? Anda sudah tahu
mengapa ini dapat disebut sebagai kisah hikmah yang menarik?
Ada dua pelajaran penting di balik kisah hikmah ini:
1.
Pelajaran bagi sang promotor
Tindakan tidak sportif
yang dilakukannya membuat sakit hati Spiderman. Karenanya, saat uangnya
dirampok dia tidak ditolong oleh Spiderman.
Sahabat pembaca, ini juga
bisa menjadi pelajaran buat kita agar kita selalu berbuat sportif dan tidak
berlaku dhalim pada orang lain.
2. Pelajaran untuk Peter Parker (Spiderman)
Spiderman tidak seperti biasanya, dia tidak mau menolong Sang Promotor, orang yang saat itu membutuhkan pertolongan. Di saat yang sama, dia juga tidak mau mencegah kemungkaran. Membiarkan perampokan di depan mata. Kedua kekhilafan ini dilatarbelakangi oleh “balas dendam.”
Apa akibat dari kesalahannya ini?
Ternyata yang mati terbunuh adalah Ben Parker, pamannya sendiri. Peter amat marah, dengan kesaktiannya ia terbang mengejar sang pembunuh pamannya. Setelah berhasil dikejar, akhirnya tahulah bahwa sang pembunuh pamannya sekaligus yang membawa kabur mobil sang paman adalah si perampok tadi, yang ia biarkan lolos ketika ia merampok uang sang promotor.
"
Hikmah
untuk kita"
Tolonglah orang yang sedang
membutuhkan pertolongan, meskipun dia pernah mendholimi kita. Jangan biarkan
kejahatan berlalu di depan kita.
Salam Sukses,......
Sumber : http://www.akhmadtefur.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar